PHOTOGRAPHY EXHIBITION
"FORGOTTEN BUT PRECIOUS"
January, 24th 2012
At 10am until 3pm
Place : Auditorium Budi Luhur University
COME N JOIN US!!! :)
Praktisi PR: Makroen Sanjaya (Metro TV), Iskandar Tumbuan (Mandiri Bank), Ratu Maulia Ommaya (The Bodyshop Indonesia) bersama Ibu Nawiroh Vera dan Beryl Masdiary.
Michael Gumelar (praktisi DKV), Wahyu Aditya (Animator), bersama Ibu Riyodina (dosen) dan Ibu Liza Dwi Ratna Dewi (Dekan FIKOM).
Atmadji Sumarkidjo (Wartawan Senior), Herwin Krisbianto (Produser TV One), Medya Apriliansyah (dosen), dan Prabu Revolusi (News Anchor Metro TV).
Jakarta - "Pemirsa, saat ini saya sedang berada di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat ini sedang dibacakan putusan terdakwa kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir."
Demikianlah, sepenggal kalimat pembuka yang disampaikan oleh Melati, mahasiswi jurusan broadcast journalism Universitas Budiluhur, Jakarta. Melati dan 3 orang temannya tidak sedang liputan. Melainkan mempraktikkan materi kuliah teknik reportase sekaligus mengerjakan tugas praktek.
Melati datang bersama teman-temannya, Windri, Ira dan Lusi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta, Kamis (16/6/2011), untuk belajar mengumpulkan berita, mengolah, kemudian melaporkannya secara langsung di depan kamera.
Tidak perlu membawa kamera segede gaban, seperti jurnalis TV profesional. Mereka cuma membawa kamera SLR dan handycam. Berempat, mereka pun gantian mejeng di depan kamera. Ada yang jadi kamerawan, dan ada juga yang jadi reporter.
Mereka tak canggung harus berakting di tengah teriknya matahari dan disaksikan ratusan pendukung Ba'asyir di depan PN Jaksel. Demi nilai dan pengalaman, rasa malu pun dikesampingkan.
"Tadi kita masih melaporkan kondisi pendukung, suasana, dan sebagainya. Kita sekarang tunggu hasil putusan, setelah itu mau live lagi," kata Windri.
"Tadi baru latihan, sambil nunggu putusan," sambung Lusi.
Keempat ABG ini memang bercita-cita menjadi jurnalis. Utamanya jurnalis TV. Tapi kalau pun menjadi jurnalis media cetak, juga tidak masalah.
"Soalnya jurnalis cetak lebih lengkap," celetuk Ira.
Untuk 'liputan' sidang Ba'asyir, mereka sebelumnya melakukan riset. Mulai dari browsing internet, sampai baca-baca di media.
Terbukti, saat detikcom iseng tanya berapa tahun Ba'asyir dituntut, mereka kompak menjawab "Seumur hidup."
"Menjadi jurnalis itu menyenangkan, bisa memberi informasi kepada orang lain," kata Windri.
(anw/nwk)